Postingan Populer

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kecepatan.

Unsur pembentuk Power

Prinsip dan Pengelompokan Usia masa Latihan dalam Olahraga

Faktor Pendukung Prestasi Olahraga.

Latihan Kebugaran Jasmani (Kekuatan, Kecepatan,Kelenturan dan Daya Tahan )

Latihan Kekuatan dan Daya Tahan Anggota Badan Bagian Atas dan otot bawah

Komponen-Komponen Latihan Kecepatan

Latihan Menggunakan Circuit Training

Macam-macam Komponen Kondisi Fisik

Manfaat Berendam Air Dingin

Prinsip latihan olahraga


Rancangan olahraga harus mengikuti prinsip latihan yang telah di kemukakan oleh beberapa ahli, dan secara ringkas dapat di urai menjadi :

  1. Prinsip Beban Berlebih (Overload)

Dengan beban berlebih, memaksa otot untuk berkontraksi maksimal, sehingga merangsang adaptasi fisiologis yang akan mengembangkan kekuatan dan daya tahan. Dengan pemulihan yang baik, tubuh akan kembali pada kondisi kebugaran yang lebih tinggi dari pada sebelum latihan.

  1. Prinsip Tahan Progresif

Semakin maju, beban semakin di tingkatkan. Dengan cara ini otot selalu bekerja pada daerah beban berlebih (overload zone). Setiap program latihan kebugaran dan kondisioning akan sangat efektif apabila secara rutin latihan bertambah berat untuk setiap minggu atau dua minggu. Prinsip ini didasarkan pada kenyataan bahwa tubuh akan selalu beradaptasi dengan keadaan atau stress yang baru (Hairy 1989)

  1. Prinsip Susunan Latihan

 Kelompok otot yang lebih besar harus dilatih sebelum kelompok otot yang lebih kecil. Otot yang lebih kecil cenderung lebih cepat lelah, sehingga untuk mejamin terjadinya beban berlebih pada otot besar, otot tersebut harus dilatih sebelum otot yang lebih kecil lelah, sebagai contoh : otot kaki dan panggul harus di latih sebelum otot lengan. Untuk menjamin waktu pemulihan, tidak boleh ada latihan berurutan yang melibatkan kelompok otot yang sama (Fox,1984)

  1. Prinsip Spesifitas

Teori SAID ( Specific Adaption To Improve Demand ) dari O’Shea mengatakan bahwa tubuh hanya beradaptasi secara khusus terhadap beban yang di berikan, dengan demikian beban latihan harus disesuaikan dengan tujuan ( O’Shea, 1976)

  1. Pinsip latihan Beraturan

Untuk memberi  adaptasi pada tubuh, harus dilakukan latihan yang teratur.

  1. Prinsip Kembali Asal

Efek latihan akan hilang jika latihan tidak teratur atau bahkan berhenti, daya tahan aerobik akan menurun setelah satu minggu tidak latihan, sedangkan kekuatan otot akan menurun setelah satu bulan tidak latihan.

Bentuk Otot Binaraga dengan Weight Training  

Mitokondria Sumber Energi  
Strategi Mendapatkan Tubuh Ideal  
Manfaat Berendam Air Dingin  

  1. Prinsip Individualitas

Pada dasarnya beban latihan harus diberikan sesuai dengan kemampuan dan keterbatasan seseorang. Dengan demikian melakukan pemeriksaan dan pengukuran awal merupakan hal yang mutlak.

  1. Prinsip Beragam
Kebosanan dalam berlatih merupakan fenomena yang paling sering di keluhkan oleh pelaku olah raga, perlu dilakukan variasi dalam latihan baik jenis, metida maupun suasan berlatih. Music dapat membuat suasana latihan menyenangkan.
Hal-hal yang sering terjadi pada saat latihan

Apabila pada saat latihan denyut jantung mendadak naik atau mendadak turun, berarti latihan yang dilakukan melampoi takaran, kurangilah intensitasnya, demikian apabila timbul rasa nyeri di dada. Apabila ada rasa pusing, kepala rasa ringan dan keluar keringat dingin, itu pertanda otak kurang cukup darah. Tetaplah bergerak dengan intensitas yang lebih rendah ( Teitz, 1989 ). Apabila sehari setelah latihan masih ada rasa capai yang sangat, berarti latihan terlalu keras, kurangi intensitas latihan berikut. Demikian pula apabila malam setelah latihan menjadi sulit tidur, apabila pada menit-menit pertama menjalankan terasa sesak nafas, maka tambahlah pemanasan pada latihan berikutnya. Jangan lupa untuk tetap minum, baik sebelum, selama maupun sesudah latihan (McArdle, 1986)


            Ada baiknya diingat kembali delapan pesan kepada orang tua sewaktu diselenggarakan kursus kesehatan olahraga pada tahun 1974 di Jakarta :

  1. Kegiatan olahraga memelihara dan meningkatkan kesehatan serta menjamin “ a healthy way of life”.
  2. Kegiatan olahraga berpengaruh baik terhadap tabiat dan kepribadian anak, antara lain : meningkatkan kepercayaan terhadap diri sendiri, disiplin, will- power, keberanian dan lain-lain.
  3. Kegiatan olahraga dapat mengembangkan kualitas fisik, seperti : kekuatan ,skill, kecepatan dan daya tahan.
  4. Kegiatan olahraga dapa memberi kepuasan terhadap keinginan anak untuk bergerak dan bermain, menciptakan suasana gembira, meningkatkan kemampuan dan kesegaran fisik serta membangkitkan hasrat yang besar untuk tetap melakukan kegiatan olahraga
  5. Kegiatan olahraga dapat menciptakan keseimbangan yang serasi antara jasmani dan rohani, hal ini memberikan efek yang sangat baik terhadap pendidikan anak di sekolah.
  6. Kegiatan olahraga akan mendorong dan memupuk kerja sama dalam kelompok, bahkan juga dapat dan mau menghargai orang lain.
  7. Kegiatan olahraga dapat mendorong anak untuk memamfaatkan waktu segang dengan kegiatan yang bermamfaat bagi pengembangan fisik dengan latihan olahraga.
  8. Kegiatan olahraga dapat membantu mengembangkan motor ability, sehingga pelatih akan lebih mudah membimbing anak menjadi olahragawan yang baik dan berprestasi.
 
DAFTAR PUSTAKA
Bompa TO, 1989 ; Theory and Methodology of Training; Kendall / Hunt  Publising Company, Iowa
Brooks GA, Fahey TD (1984); Exercise Physiology; Jhon Woley and sons Toronto, USA
Fox EL (1984) Sport Physiology; Tokyi; sounder college publishing  Company
Fox EL, Bowers RW Foss ML (1988); The Physiological Basic of Phisikal  Education and Atheletic; USA; W.B Saunder Company
Hairy J,1976; Fisiologi Olahraga Jilid I; Depdikbud, dirjen Dikti, Jakarta McArdle, Katch F1, Katch VL (1986); Exercise Phisiology; USA; Lea and Febiger
O’Shea JP, 1976; Scientific Pricipal and Methods of Strength Fitnes, Addison- Wisley   Publising Company, Calofornia
Soekarman (1987) Dasar Olahraga untuk Pembina, Pelatih dan Atlet;   Jakarta: KPT Inti Idayu Press
Strauss  RH, 1979;Sports Medicine and Fisiology; WB saunders Company,   Philadelphia
Teitz CC (1989); Sticientific Foundation of Sports Medicene; Toronto  Philadelphia; BC Decker
Wilmore JH (1981); The Wilmore Fitnes Program; California; Simon and  Schunter