Ajaran Islam ternyata begitu lengkap dan
sempurna. Bahkan olahraga saja ternyata dianjurkan oleh Nabi Muhammad
SAW seperti olahraga berenang, memanah, berlari, berkuda, bergulat, dan
sebagainya. Jadi ummat Islam jangan malas berolahraga.
Olahraga bertujuan untuk menjadikan
manusia sehat dan kuat. Dalam Islam, sehat dipandang sebagai nikmat
kedua terbaik setelah Iman. Selain itu, banyak ibadah dalam Islam
membutuhkan tubuh yang kuat seperti shalat, puasa, haji, dan juga jihad.
Bahkan Allah sebetulnya menyukai mukmin yang kuat. Oleh karena itu, olahraga itu perlu:
Dari Abu Hurairah r.a. katanya: “Rasulullah s.a.w. bersabda: “Orang mu’min yang kuat adalah lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada orang mu’min yang lemah.
Namun keduanya itupun sama memperoleh kebaikan. Berlombalah untuk
memperoleh apa saja yang memberikan kemanfaatan padamu dan mohonlah
pertolongan kepada Allah dan janganlah merasa lemah. Jikalau engkau
terkena oleh sesuatu musibah, maka janganlah engkau berkata: “Andaikata
saya mengerjakan begini, tentu akan menjadi begini dan begitu.” Tetapi
berkatalah: “Ini adalah takdir Allah dan apa saja yang dikehendaki
olehNya tentu Dia melaksanakannya,” sebab sesungguhnya ucapan
“andaikata” itu membuka pintu godaan syaitan.” (Riwayat Muslim)
Yang penting dalam berolahraga, ummat Islam menjaga auratnya dan jangan sampai menyakiti satu sama lainnya.
“Barangsiapa lewat dengan membawa panah
di masjid atau pasar kita, maka hendaklah dipegang ujung panahnya dengan
tangannya agar tidak melukai seorang muslim.” [HR Bukhari]
“Mereka berkata: “Sesungguhnya jika kita
telah kembali ke Madinah, benar-benar orang yang kuat akan mengusir
orang-orang yang lemah dari padanya.” Padahal kekuatan itu hanyalah bagi
Allah, bagi Rasul-Nya dan bagi orang-orang mukmin, tetapi orang-orang
munafik itu tiada mengetahui.” [Al Munaafiquun 8]
Beberapa Nabi seperti Musa terkenal kuat. Sehingga saat memukul seseorang, hanya dengan satu pukulan saja orang tersebut tewas.
“Salah seorang dari kedua wanita itu
berkata: “Ya bapakku ambillah ia (Musa) sebagai orang yang bekerja (pada
kita), karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk
bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya.” [Al
Qashash 26]
Bahkan Nabi Muhammad diriwayatkan
beberapa kali bergulat dengan seorang yang terkenal kuat, yaitu Rukanah,
dan beliau selalu menang:
Rasulullah s.a.w. pernah gulat
dengan seorang laki-laki yang terkenal kuatnya, namanya Rukanah.
Permainan ini dilakukan beberapa kali. (Riwayat Abu Daud).
Dalam satu surat di Al Qur’an disebut
bagaimana Nabi Sulayman menggunakan kekuatan pengikutnya untuk membawa
singgasana Ratu Balqis sehingga kerajaan Saba bisa ditundukkan tanpa
peperangan:
Berkata ‘Ifrit (yang cerdik) dari
golongan jin: “Aku akan datang kepadamu dengan membawa singgsana itu
kepadamu sebelum kamu berdiri dari tempat dudukmu; sesungguhnya aku
benar-benar kuat untuk membawanya lagi dapat dipercaya.”
Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari AI Kitab: “Aku akan membawa
singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip.” Maka tatkala Sulaiman
melihat singgasana itu terletak di hadapannya, iapun berkata: “Ini
termasuk kurnia Tuhanku untuk mencoba aku apakah aku bersyukur atau
mengingkari (akan nikmat-Nya). Dan barangsiapa yang bersyukur maka
sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan
barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha
Mulia.” [An Naml 39-40]
Bahkan Nabi memerintahkan para orang tua untuk mengajari anak-anaknya berenang dan memanah:
“Ajarkan putera-puteramu berenang dan memanah.” (HR. Ath-Thahawi).
menyatakan pentingnya memanah dengan mengatakan
“Kekuatan itu adalah memanah”:
Uqbah Ibnu Amir ra berkata: Aku
mendengar Rasulullah SAW di atas mimbar membaca (artinya = Dan
siapkanlah kekuatan dan pasukan berkuda untuk menghadapi mereka sekuat
tenagamu-ayat, ingatlah bahwa kekuatan itu adalah memanah, ingat bahwa
kekuatan itu adalah memanah.” Riwayat Muslim.
“Lemparkanlah panahmu itu, saya bersama kamu.” (Riwayat Bukhari)
“Kamu harus belajar memanah
karena memanah itu termasuk sebaik-baik permainanmu.” (Riwayat Bazzar,
dan Thabarani dengan sanad yang baik)
Ini karena memanah adalah senjata yang
bisa membunuh lawan dari jarak jauh. Untuk sekarang, selain memanah
tentu diperlukan senjata yang lebih canggih seperti senapan yang bisa
menembak musuh dari jarak beberapa km atau bahkan rudal antar
benua/ICBM.
Namun begitu, Rasulullah s.a.w.
memperingatkan para pemain agar tidak menjadikan binatang-binatang jinak
dan sebagainya sebagai sasaran latihannya, sebagaimana yang biasa
dilakukan oleh orang-orang Arab jahiliah.
Abdullah bin Umar pernah melihat sekelompok manusia yang sedang berbuat demikian, kemudian Ibnu Umar mengatakan:
“Sesungguhnya Rasulullah s.a.w. melaknat
orang yang menjadikan sesuatu yang bernyawa sebagai sasaran memanah.”
(Riwayat Bukhari dan Muslim)
Selain itu berlari juga merupakan olahraga yang dianjurkan. Lari bisa membuat nafas dan kaki kita menjadi kuat:Ibnu
Abbas r.a. berkata, “Rasulullah dan para sahabat datang (pada tahun
meminta keamanan 5/86), lalu orang-orang musyrik berkata, ‘Ia berani
menghadapmu karena mereka telah dilemahkan oleh demam Yatsrib. Lalu,
Nabi menyuruh mereka untuk berlari-lari kecil pada tiga tempat yang
mulia, (dalam satu riwayat: Beliau bersabda, “Berlari-lari kecillah kamu untuk menunjukkan kekuatan mereka kepada kaum musyrikin.
Sedangkan, kaum musyrikin dari arah Qaiqa’an.), dan untuk berjalan di
antara dua rukun. Tidak ada yang menghalangi beliau untuk menyuruh
mereka berlari-lari kecil seluruhnya melainkan untuk mengekalkan atas
mereka.” [HR Bukhari]
Aisyah mengatakan:
“Rasulullah bertanding dengan saya dan
saya menang. Kemudian saya berhenti, sehingga ketika badan saya menjadi
gemuk, Rasulullah bertanding lagi dengan saya dan ia menang, kemudian ia
bersabda: Kemenangan ini untuk kemenangan itu.” (Riwayat Ahmad dan Abu
Daud);
Nabi Muhammad juga menganjurkan lomba pacuan kuda. Ini penting mengingat kuda adalah kendaraan perang darat tercepat saat itu:
Ibnu
Umar ra berkata: Nabi SAW pernah mengikuti lomba kuda yang dikempiskan
dari Hafaya’ dan berakhir di Tsaniyyatul Wada’, dan mengikuti lomba kuda
yang tidak dikempiskan perutnya dari Tsaniiyah hingga Banu Zuraiq, dan
Ibnu Umar adalah termasuk orang yang ikut berlomba. Muttafaq Alaihi.
Bukhari menambahkan: Sufyan berkata: Jarak antara Hafaya’ dan
Tsaniyyatul Wada’ ialah lima atau enam mil dan dari Tsaniyyah hingga
masjid Banu Zuraiq adalah satu mil.
Dari Ibnu Umar ra bahwa Nabi SAW pernah
memperlombakan kuda-kuda dan melebihkan jarak bagi kuda-kuda yang cukup
umurnya. Riwayat Ahmad dan Imam Tiga. Hadits shahih menurut Ibnu Hibban.
Dari Abu Hurairah ra bahwa
Rasulullah SAW bersabda: “Tidak ada perlombaan kecuali untuk unta,
panah, atau kuda.” Riwayat Ahmad dan Imam Tiga. Hadits shahih menurut
Ibnu Hibban.
“Lemparkanlah (panah) dan tunggangilah (kuda).” (Riwayat Muslim)
Ibnu Umar meriwayatkan.
“Sesungguhnya Rasulullah s.a.w. pernah mengadakan pacuan kuda dan memberi hadiah kepada pemerangnya.” (Riwayat Ahmad)
Di zaman sekarang, selain kuda tentu ada balap mobil, bahkan mungkin kendaraan perang seperti tank, panser, dan pesawat tempur.
Selain itu berbagai bela diri seperti
permainan anggar/tombak juga dianjurkan. Bahkan pernah orang-orang
Habsyi melakukan itu di masjid.
“Ketika orang-orang Habasyah sedang
bermain tombak/anggar dihadapan Nabi, tiba-tiba Umar masuk, kemudian
mengambil kerikil dan melemparkannya kepada mereka. Kemudian Rasulullah
s.a.w. berkata kepada Umar.–biarkanlah mereka itu, hai Umar.” (Riwayat
Bukhari dan Muslim)
Alhamdulillah di usia 60 tahun lebih
Nabi Muhammad tetap sehat meski sempat diberi makanan yang beracun oleh
seorang wanita Yahudi. Nabi Muhammad bukan hanya menang bergulat dengan
seorang yang berbadan kuat, namun juga sanggup memimpin peperangan ke
negeri yang jauh yang terkadang memakan waktu berbulan-bulan.
Nabi Muhammad juga sering shalat malam
hingga kakinya bengkak. Shalat malam yang lama, membuat badan kita jadi
sehat dan kuat selain tentu jadi dekat dengan Allah SWT.