Dalam beberapa kajian ilmu pengetahuan, sepakbola sering dianggap
sebagai olahraga yang unik karena seorang pemain bisa berlari hingga 10
kilometer dalam berbagai kondisi. Pemain bisa berlari ke depan,
menyamping, dan ke belakang, bahkan terkadang ditambah melompat. Pemain
sepakbola dapat berganti arah berlari hingga 1000 kali dalam 90 menit
dengan kecepatan yang bervariasi pula.
Maka dari itu, hingga saat
ini masih belum ditemukan latihan kebugaran yang paling tepat untuk
seorang pemain sepakbola. Latihan kebugaran yang diterapkan akan
berbeda-beda sesuai dengan yang diyakini oleh masing-masing pelatih.
Perdebatan soal metode apa yang paling tepat untuk latihan kebugaran
seorang pemain sepakbola masih terus berlanjut.
Dulu banyak
pelatih yang mementingkan masalah daya tahan tubuh sehingga memberikan
porsi lari jarak jauh pada latihan anak asuhnya. Pemain diperintahkan
untuk berlari 10-20 km sesuai dengan jarak tempuh yang biasa mereka
hadapi di lapangan. Namun kini cara itu sudah tidak digunakan lagi
mengingat sepakbola tidak berlari dalam kecepatan konstan di lapangan.
Sesuai dengan yang sudah disebutkan, mereka berlari dalam berbagai
posisi dengan kecepatan yang bervariasi pula.
Kini terdapat satu
metode latihan fisik yang lebih digemari para pelatih sepakbola untuk
meningkatkan kebugaran para pemainnya. Metode ini diberi nama High-Intensity Interval Training (HIIT). Metode ini menggabungkan berbagai macam kondisi dari mulai sprint, jogging, berjalan, hingga istirahat.
Contohnya
penerapan metode ini adalah dengan berlari 150-200 meter dalam
kecepatan penuh, kemudian dilanjutkan jogging dan berjalan selama dua
menit. Setelah itu kembali sprint 150-200. Pola ini diulang dalam 4-6
kali repetisi. Tentu saja pola tersebut bukan pola yang baku, jumlah
repetisi serta lamanya istirahat akan bergantung pada masing-masing
individu.
Sejauh apa metode ini mempengaruhi kebugaran? Beberapa
penelitian membuktikan bahwa metode HIIT dapat meningkatkan kapasitas
aerobic seseorang. Dalam penelitian lain, secara spesifik dikatakan
metode ini baik untuk meningkatkan kebugaran pemain sepakbola.
Salah
satu penelitian yang mengatakan hal ini adalah penelitian yang
dilakukan di Willamette University of Oregon. Satu tim sepakbola level
universitas diberikan latihan HIIT dengan porsi 30 detik sprint dan 3,5
menit istirahat. Latihan dilakukan dua kali seminggu selama lima minggu.
Hasilnya, para pemain mengalami peningkatan VO2max hingga 4%.
HIIT
juga sering dipadukan dengan metode latihan lain dalam sepakbola.
Misalnya HIIT sempat dipadukan dengan latihan small-sided games.
Hasilnya, penggabungan latihan ini bisa meningkatkan VO2max hingga 7-8%.
Selain meningkatkan VO2max, HIIT juga dapat mengembangkan economic exercise seseorang. Dengan economic exercise yang lebih baik, seseorang akan mengeluarkan energi lebih sedikit ketika melakukan aktivitas yang sama.
Hal
ini disebabkan oleh secara tidak langsung, HIIT juga melatih cara
berlari seseorang sehingga dapat lebih efisien. Dengan begitu energi
yang terbuang karena gerakan yang tidak perlu akan lebih diminimalisir.
Hal
inilah yang akan sangat mempengaruhi seorang pemain saat bermain
sepakbola. Pemain yang melakukan latihan HIIT akan mampu melakukan
sprint lebih banyak ketimbang pemain yang hanya melakukan latihan daya
tahan tubuh.
Yang membedakan latihan HIIT dengan latihan daya
tahan biasa adalah HIIT melatih otot untuk menerima tekanan yang
berubah-ubah. Perubahan tekanan yang diberikan ke otot ini terjadi
ketika berlari lalu berhenti atau ketika sprint lalu jogging. Kondisi
ini serupa dengan kondisi yang dialami otot ketika bermain sepakbola.
Hal ini membedakan dengan latihan daya tahan tubuh biasa yang membuat
otot menerima tekanan yang sama dalam waktu lama.
Salah satu
kelebihan lain dari HIIT adalah masalah waktu latihan. Satu sesi latihan
HIIT mungkin cukup menghabiskan 20-25 menit. Berbeda dengan latihan
daya tahan tubuh yang bisa menghabiskan waktu dua kali lipat lebih lama
dari itu.