Setiap bentuk aktivitas yang
memerlukan energi (tenaga) disebut sebagai kerja. Kerja yang dilakukan manusia
dapat bersifat karya dan kerja yang bersifat olahraga. Energi merupakan
prasyarat penting untuk suatu unjuk kerja fisik selama beraktivitas termasuk
berlatih dan bertanding dan kedua jenis kerja tersebut memerlukan energi yang
sama, yakni energi yang telah tersedia di dalam tubuh manusia.
Pada dasarnya ada dua jenis sistem
energi yang diperlukan dalam setiap aktivitas gerak manusia, yang secara garis
besarnya dikelompokan menjadi 2 macam sistem energi yaitu :
(1) sistem energi anaerobik.
(2) sistem energi aerobik
Kedua sistem energi tersebut tidak dapat dipisahkan secara mutlak selama
aktivitas kerja otot berlangsung. Sistem energi merupakan serangkaian proses
pemenuhan tenaga yang secara terus menerus dan silih berganti. Adapun letak
perbedaan di antara kedua sistem energi tersebut adalah pada ada dan tidaknya
bantuan oksigen (O2) selama proses pemenuhan kebutuhan energi berlangsung.
Energi yang diubah dari bahan makanan pada sel otot kedalam suatu
ikatan energi tinggi yang dikenal dengan Adenosin Triphosphat (ATP) yang
tersimpan di dalam sel otot. Seperti namanya, ATP terdiri dari satu molekul
adenosin dan tiga molekul phosphate. Energi dibutuhkan untuk kontraksi
otot, dibebaskan dengan mengubah ATP bertenaga tinggi ke ADP + P (Adenosin
diphospate + phosphate) (Mathews dan Fox, 1971). Ketika satu molekul phosphate
dipecah, maka ADP +P dibentuk dari ATP dan energi yang dilepaskan.
Persediaan ATP dalam sel otot sangat terbatas, walaupun begitu, suplai ATP
harus secara berkesinambungan diganti lagi untuk memudahkan aktivitas fisik
secara berkelanjutan. Penyediaan ATP dapat diganti melalui ketiga sistem
energi, tergantung dari jenis kegiatan yang dilakukan. Ketiga sistem tersebut
adalah
(1) Sistem ATP-PC,
(2) Sistem asam laktat dan
(3) Sistem O2 atau oksigen.
Kedua sistem pertama, mengganti ATP
dengan sistem tanpa oksigen dan dikenal dengan sistem anaerobik, sedangkan
sistem ketiga menghasilkan ATP malalui bantuan oksigen atau lebih dikenal
dengan sistem aerobik
Sistem anaerob selama proses pemenuhan kebutuhan energinya tidak
memerlukan bantuan oksigen (O2), namun menggunakan energi yang telah tersimpan
di dalam otot. Sebaliknya, sistem energi aerob dalam proses pemenuhan energi
untuk bergerak memerlukan bantuan oksigen (O2) yang diperoleh dengan cara
menghirup udara yang ada disekitar dan diluar tubuh manusia melalui sistem
pernapasan.
Dari dua macam sistem energi
gerak tersebut muncul jenis olahraga yang bersifat aerobik dan anaerobik.
Olahraga aerobik memiliki karakteristik tersuplainya secara terus
menerus oksigen ke dalam tubuh kita selama melakukan olahraga tersebut seperti
olahraga senam aerobik, jogging jarak jauh, bersepeda jarak jauh, trialthon,
dengan intensitas yang rendah dan konstan. Sedangkan olahraga anaerobik
memiliki ciri tidak adanya asupan oksigen yang masuk ke dalam tubuh untuk
membentuk ATP selama melakukan olahraga tersebut. Seperti olahraga angkat besi,
angkat berat, lari sprint 100m dengan waktu yang singkat dan intensitas tinggi.
Untuk olahraga permainan merupakan
gabungan dari dua sistem energi antara aerobik dengan anaerobik.
Sebetulnya tidak murni mengarah ke salah satu sistem energi karena tergantung
karakteristik atau cara bermainnya, seperti sepak bola, bola basket, bola voli
dsb, jika 70% olahraganya dominan anaerobik maka disebut olahraga tersebut
sistem energinya dominan anaerobik begitu pula sebaliknya dengan sistem energi
aerobik.