Penyakit kardiovaskuler merupakan sosok penyakit
yang sangat menakutkan. Angka kematian di seluruh dunia akibat penyakit
kardiovaskuler adalah 30%, dari semua penyebab kematian
(laporan WHO tahun 2004). Terjadi satu kematian akibat penyakit
kardiovaskular setiap dua detik, serangan jantung setiap lima detik dan
akibat stroke setiap enam detik. Bisa dibayangkan berapa banyak orang
yang meninggal saat kita sedang menghabiskan waktu kita selama 10 menit
menyantap makan siang. Setiap tahunnya diperkirakan 17 juta orang
meninggal akibat penyakit kardiovaskular dengan angka yang terus menaik.
Pada tahun 2005, angka kematian akibat penyakit kardiovaskular
mencapai 17,5 juta. Sekitar 7,6 juta diantaranya terjadi karena penyakit
jantung koroner dan 5,7 juta karena stroke. Diperkirakan kematian
global akibat penyakit kardiovaskular mencapai sekitar 25 juta pada
tahun 2020. Ini merupakan angka yang cukup menghebohkan, meskipun di
tahun-tahun berikutnya bisa lebih menghebohkan lagi.
Sementara dari sekitar 10 juta orang di dunia yang selamat dari
stroke setiap tahunnya, lebih dari 5 juta diantaranya mengalami cacat
permanen. Hal ini disebabkan penyakit stroke membuat darah muncrat
keluar dari pembuluh darah yang pecah di sekitar otak dan menghancurkan
sel-sel otak yang seharusnya terlindungi dari gangguan apapun. Mereka
yang mengalami kecacatan akibat penyakit stroke cenderung tidak bisa
bekerja dan produktif lagi seperti orang dewasa yang sehat sehingga
menjadi beban tersendiri bagi keluarga dan masyarakat. Pada tahun 2020,
penyakit kardiovaskular diperkirakan menempati posisi yang lebih tinggi
di atas penyakit menular sebagai penyebab kecacatan terbesar di seluruh
dunia.
Penyakit kardiovaskuler adalah penyebab kematian yang utama di
seluruh dunia. Penyakit ini menyerang penduduk di negara-negara maju
maupun negara berkembang di dunia. Penyakit ini merupakan penyakit yang
umumnya terbatas pada orang dewasa dan orang tua terutama yang berusia
60 tahun ke atas, karena usia juga merupakan salah satu faktor risiko
terkena penyakit kardiovaskuler, namun hal yang mengkhawatirkan adalah
kecenderungan terdapat semakin banyaknya orang-orang usia muda yang
menderita penyakit ini di seluruh dunia. Hal ini bisa terjadi karena
adanya perubahan gaya hidup, terutama pada orang muda perkotaan modern.
Kemajuan di bidang pariwisata, komunikasi, informasi, dan cara berpikir
justru menjadi pedang bermata dua yang dapat digunakan oleh manusia
untuk memajukan kepentingannya atau justru menghancurkan diri sendiri.
Ketika era globalisasi menyebabkan informasi semakin mudah diperoleh,
negara berkembang dapat segera meniru kebiasaan negara barat yang
dianggap cermin pola hidup modern. Sejumlah perilaku seperti
mengkonsumsi makanan siap saji (fast food), makanan berkadar lemak jenuh
tinggi, kebiasaan merokok, minuman beralkohol, kerja berlebihan, kurang
berolah raga, dan stress, telah menjadi gaya hidup manusia terutama di
perkotaan. Padahal kesemua perilaku tersebut merupakan faktor-faktor
penyebab penyakit kardiovaskuler. Masyarakat hanya ingin menikmati
pemuasan perutnya saja, tanpa berpikir bahwa apa yang dia makan dan
kerjakan saat ini mungkin saja merupakan faktor penentu kelangsungan
hidupnya kelak. Orang tidak akan berpikir untuk berhenti ketika
menikmati makanan cepat saji karena rasa yang dihidangkan. Akan tetapi
jika saja mereka memahami dengan baik bahwa makanan cepat saji yang
beredar adalah makanan yang tidak memiliki gizi dan merupakan salah satu
faktor pembunuh jantung, mereka mungkin akan langsung berhenti makan
dan membuangnya. Hal ini berlaku juga untuk kebiasaan merokok, minum
minuman beralkohol, kurang berolahraga, dan lain-lain.
Pengobatan penyakit kardiovaskuler dimulai dari usaha mengubah gaya
hidup dalam hal jenis makanan, kebiasaan olah raga dan mengurangi faktro
resiko yang dikenal seperti minum alkohol dan merokok. Hal-hal ini
kemudian dipadukan dengan obat-obatan yang dapat menjadi pilihan
pengobatan jangka panjang bagi pasien.
Ada tiga bentuk penyakit kardiovaskular, yakni:
- Penyakit jantung koroner (serangan jantung) adalah penyakit pembuluh
darah yang mensuplai jantung. Pembuluh darah ini disebut pembuluh darah
koroner. Aterosklerosis adalah penyebab paling umum dari penyakit
jantung koroner. Aterosklerosis adalah pengerasan dan penyempitan
pembuluh arteri koroner jantung oleh pembentukan plak (kerak) dan
penyumbatan. Penyakit jantung koroner disebabkan faktor resiko seperti
tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, merokok,
obesitas, diabetes, pola hidup sedentary (tidak aktif bergerak), usia
tua, dan faktor keturunan. Implikasinya meliputi infark miokard
(serangan jantung), angina (nyeri dada), dan aritmia (irama jantung
abnormal).
- Penyakit serebrovaskular adalah penyakit pembuluh darah yang
mensuplai otak. Implikasinya meliputi transient ischaemic attack
(kerusakan sementara pada penglihatan, kemampuan berbicara, rasa atau
gerakan).
- Penyakit vaskular perifer (Peripheral vascular disease, PVD) atau
penyakit arterial peripheral (peripheral arterial disease, PAD) adalah
penyakit pembuluh darah yang mensuplai tangan dan kaki yang berakibat
rasa sakit yang sebentar datang dan pergi, serta rasa sakit karena kram
otot kaki saat olah raga. Faktor resiko penyakit ini antara lain tekanan
darah tinggi, kolesterol tinggi, merokok, obesitas, diabetes, tidak
aktif bergerak, usia tua, dan faktor keturunan.
Disamping pembagian tersebut, penyakit kardiovaskuler dapat berupa:
- Penyakit Jantung Bawaan
Penyakit jantung ini disebabkan kelainan jantung atau pembentukan
struktur jantung tidak normal saat lahir. Hal ini terjadi bisa merupakan
karena faktor keturunan atau karena faktor lain. Faktor resiko penyakit
jantung bawaan antar lain ibu menggunakan narkoba, minum banyak
alkohol, mengalami penyakit tertentu, atau ibu kurang gizi.
Faktor-faktor resiko tersebut dapat menyebabkan bayi lahir cacat, salah
satunya dapat menyebabkan bayi memiliki cacat jantung.
- Stroke
Stroke (cerebrovascular accident, CVA) terjadi jika suplai darah ke otak
terhambat. Hal ini dapat terjadi karena pembuluh darah di otak
tersumbat atau pecah. Orang beresiko mengalami stroke adalah penderita
darah tinggi, memiliki gangguan irama detak jantung, memiliki kolesterol
tinggi, perokok, penderita diabetes dan orang lanjut usia.
- Gagal Jantung Kongestif (Congestive Heart Failure)
Gagal jantung kongestif terjadi jika otot-otot jantung tidak mampu
memompa darah ke pembuluh darah. Orang yang beresiko mengalami gagal
jantung kongestif antara lain orang yang memiliki tekanan darah tinggi,
gangguan irama detak jantung, serangan jantung, obesitas, dsb.
- Penyakit Vena Dalam (Deep Vein Thrombosis)
Penyakit vena dalam (Deep Vein Thrombosis, DVT) adalah terjadinya
gumpalan darah beku pada pembuluh vena kaki yang menyebabkan nyeri dan
kaki tidak bisa digerakkan. Gumpalan darah beku ini dapat berpindah ke
jantung dan paru-paru yang menyebabkan komplikasi yang membahayakan
jiwa. Faktor resiko penyakit ini antara lain operasi pembedahan yang
lama, trauma, obesitas, kanker, baru melahirkan, menggunakan alat
kontrasepsi telan, terapi penggantian hormon, dsb.
- Penyakit Jantung Rematik
Penyakit ini terjadi karena kerusakan otot jantung dan katup jantung
akibat demam rematik (rheumatic fever). Demam rematik disebabkan infeksi
bakteri streptococcal.
- Penyakit Kardiovaskular Lain
Ada banyak jenis-jenis penyakit kardiovaskular lainnya, tetapi jarang
terjadi seperti tumor pembuluh darah, aneurysm pada pembuluh darah otak,
cardiomyopathy, penyakit katup jantung, pericarditis, aortic aneurysm,
dsb.
Upaya pencegahan untuk menghindari penyakit kardiovaskuler dimulai
dengan memperbaiki gaya hidup dan mengendalikan faktor risiko sehingga
mengurangi peluang terkena penyakit tersebut. Untuk pencegahan penyakit
kardiovaskuler hindari obesitas/kegemukan dan kolesterol tinggi.
pengobatan dapat dilakukan pada hampir semua bentuk penyakit
kardiovaskular termasuk hipertensi, kolesterol tinggi, dan diabetes
mellitus, namun semua itu berpulang kepada individu untuk menjalankan
pola hidup sehat. Sedapat mungkin menghindari faktor risiko yang dapat
menyebabkan penyakit kardiovaskular merupakan langkah terbaik yang dapat
dilakukan.
Untuk mencegah timbulnya penyakit jantung, ada beberapa hal yang mesti dilakukan:
- Menerapkan pola makan sehat.
Hindari makanan yang banyak mengandung lemak atau kolesterol tinggi.
Contohnya seafood (makanan laut) memiliki kandungan kolesterol tinggi
yang dapat membahayakan jantung. Makanan yang banyak mengandung
kolesterol tertimbun dalam dinding pembuluh darah dan menyebabkan
aterosklerosis yang menjadi pemicu penyakit kardiovaskuler.
Sebaiknya, konsumsilah makanan yang diolah dengan cara direbus, dikukus
atau dipanggang, yang rendah atau tanpa lemak. Misalnya susu, keju, dan
mentega. Selain itu, hindari pula makanan dengan kandungan gula tinggi
seperti soft drink. Menerapkan pola makan sehat juga berarti makan tidak
berlebihan agar terhindar dari kegemukan. Seseorang yang memiliki
lingkar pinggang lebih dan 80 cm (kegemukan), berisiko lebih besar
terkena penyakit jantung.
Mulailah dengan mengkonsumsi lebih banyak sayuran, buah-buahan,
padi-padian, makanan berserat lainnya dan ikan. Kurangi daging, makanan
kecil (cemilan), dan makanan yang berkalori tinggi dan banyak mengandung
lemak jenuh lainnya.
- Pemeriksaan rutin
Kebanyakan penyakit kardiovaskular menyerang dengan tiba-tiba tanpa
gejala apapun. Sebelum semuanya terlambat, akan lebih baik jika Anda
rutin melakukan check up atau pemeriksaan kesehatan untuk mengetahui
risiko tersembunyi dari penyakit kardiovaskular.
- Yoga
Latihan pernapasan melalui yoga adalah salah satu cara untuk mencegah
penyakit kardiovaskular. Selain mampu melancarkan asupan oksigen melalui
latihan pernapasan, yoga juga menurunkan stres dan mencegah penyakit
kardiovaskular.
- Aktif bergerak
Seperti yang sudah disebutkan, gaya hidup yang tidak aktif menjadi salah
satu penyebab dari penyakit kardiovaskular. Oleh sebab itu, cara
mencegahnya adalah dengan lebih aktif bergerak. Misalnya membiasakan
diri untuk jalan kaki , jalan cepat, atau jogging lebih sering setiap
hari.
- Berhenti merokok
Merupakan target yang harus dicapai, juga hindari asap rokok dari
lingkungan. Merokok menyebabkan elastisitas pembuluh darah berkurang,
sehingga meningkatkan pengerasan pembuluh darah arteri, dan meningkatkan
faktor pembekuan darah yang memicu penyakit kardiovaskuler. Perokok
mempunyai peluang terkena stroke dan jantung koroner sekitar dua kali
lipat lebih tinggi dibanding dengan bukan perokok.
- Kurangi minum alkohol
Makin banyak konsumsi alkohol maka kemungkinan stroke terutama jenis
hemoragik makin tinggi. Alkohol dapat menaikan tekanan darah,
memperlemah jantung, mengentalkan darah dan menyebabkan kejang arteri.
Lakukan Olahraga/aktivitas fisik. Olahraga dapat membantu mengurangi
bobot badan, mengendalikan kadar kolesterol, dan menurunkan tekanan
darah yang merupakan faktor risiko lain terkena penyakit kardiovaskuler.
- Memperbanyak minum air putih.
Air putih adalah pelarut yang sangat baik bagi tubuh kita. Sekitar 70%
dari tubuh kita adalah air. Air adalah media utama dalam metabolisme
tubuh, sebagai pengatur suhu, penyeimbang kadar asam-basa, merupakan
kendaraan dasar untuk transportasi material, dan lain-lain. Karena air
adalah pelarut yang baik, air akan melancarkan segala keperluan
metabolisme tubuh kita, termasuk pembuangan sampah dan racun dari tubuh
kita. Selain itu tubuh yang tercukupi kebutuhan airnya akan lebih mudah
melakukan regenerasi bagian tubuh yang rusak, sehingga orang akan
menjadi awet muda hanya dengan minum air putih dalam jumlah cukup (tidak
berlebihan) setiap hari.
- Kendalikan tekanan darah dan kadar gula darah.
Hipertensi merupakan faktor utama terkena stroke dan juga penyakit
jantung koroner. Diabetes juga meningkatkan risiko stroke 1,5-4 kali
lipat, terutama apabila gula darahnya tidak terkendali. Hindari
penggunaan obat-obat terlarang seperti heroin, kokain, amfetamin, karena
obat-obatan narkoba tersebut dapat meningkatkan risiko stroke 7 kali
lipat dibanding dengan yang bukan pengguna narkoba.
- Mengonsumsi antioksidan
Polusi udara, asap kendaraan bermotor atau asap rokok menciptakan
timbulnya radikal bebas dalam tubuh. Untuk mengeluarkan kandungan
radikal bebas dalam tubuh, perlu adanya antioksidan yang akan menangkap
dan membuangnya. Antioksidan dapat diperoleh dan berbagai macam buah dan
sayuran, seperti jeruk, pepaya, brokoli, stroberi, wortel, tomat,
mangga, buah kiwi, buah naga, bunga rosela, dan lain-lain. Vitamin C
juga merupakan suatu antioksidan, karena itu mengonsumsi makanan yang
mengandung vitamin C yang cukup akan sangat membantu dalam melindungi
tubuh.