Rancangan olahraga harus
mengikuti prinsip latihan yang telah di kemukakan oleh beberapa ahli,
dan secara ringkas dapat di urai menjadi :
- Prinsip Beban Berlebih (Overload)
Dengan beban berlebih, memaksa otot untuk
berkontraksi maksimal, sehingga merangsang adaptasi fisiologis yang
akan mengembangkan kekuatan dan daya tahan. Dengan pemulihan yang baik,
tubuh akan kembali pada kondisi kebugaran yang lebih tinggi dari pada
sebelum latihan.
- Prinsip Tahan Progresif
Semakin maju, beban semakin di
tingkatkan. Dengan cara ini otot selalu bekerja pada daerah beban
berlebih (overload zone). Setiap program latihan kebugaran dan
kondisioning akan sangat efektif apabila secara rutin latihan bertambah
berat untuk setiap minggu atau dua minggu. Prinsip ini didasarkan pada
kenyataan bahwa tubuh akan selalu beradaptasi dengan keadaan atau stress
yang baru (Hairy 1989)
- Prinsip Susunan Latihan
Kelompok otot yang lebih besar harus
dilatih sebelum kelompok otot yang lebih kecil. Otot yang lebih kecil
cenderung lebih cepat lelah, sehingga untuk mejamin terjadinya beban
berlebih pada otot besar, otot tersebut harus dilatih sebelum otot yang
lebih kecil lelah, sebagai contoh : otot kaki dan panggul harus di latih
sebelum otot lengan. Untuk menjamin waktu pemulihan, tidak boleh ada
latihan berurutan yang melibatkan kelompok otot yang sama (Fox,1984)
- Prinsip Spesifitas
Teori SAID ( Specific Adaption To Improve
Demand ) dari O’Shea mengatakan bahwa tubuh hanya beradaptasi secara
khusus terhadap beban yang di berikan, dengan demikian beban latihan
harus disesuaikan dengan tujuan ( O’Shea, 1976)
- Pinsip latihan Beraturan
Untuk memberi adaptasi pada tubuh, harus dilakukan latihan yang teratur.
- Prinsip Kembali Asal
- Prinsip Individualitas
Pada dasarnya beban latihan harus
diberikan sesuai dengan kemampuan dan keterbatasan seseorang. Dengan
demikian melakukan pemeriksaan dan pengukuran awal merupakan hal yang
mutlak.
- Prinsip Beragam
Kebosanan dalam berlatih merupakan fenomena yang paling sering di
keluhkan oleh pelaku olah raga, perlu dilakukan variasi dalam latihan
baik jenis, metida maupun suasan berlatih. Music dapat membuat suasana
latihan menyenangkan.
Hal-hal yang sering terjadi pada saat latihan
Apabila pada saat latihan denyut jantung
mendadak naik atau mendadak turun, berarti latihan yang dilakukan
melampoi takaran, kurangilah intensitasnya, demikian apabila timbul rasa
nyeri di dada. Apabila ada rasa pusing, kepala rasa ringan dan keluar
keringat dingin, itu pertanda otak kurang cukup darah. Tetaplah bergerak
dengan intensitas yang lebih rendah ( Teitz, 1989 ). Apabila sehari
setelah latihan masih ada rasa capai yang sangat, berarti latihan
terlalu keras, kurangi intensitas latihan berikut. Demikian pula apabila
malam setelah latihan menjadi sulit tidur, apabila pada menit-menit
pertama menjalankan terasa sesak nafas, maka tambahlah pemanasan pada
latihan berikutnya. Jangan lupa untuk tetap minum, baik sebelum, selama
maupun sesudah latihan (McArdle, 1986)
Ada baiknya diingat kembali
delapan pesan kepada orang tua sewaktu diselenggarakan kursus kesehatan
olahraga pada tahun 1974 di Jakarta :
- Kegiatan olahraga memelihara dan meningkatkan kesehatan serta menjamin “ a healthy way of life”.
- Kegiatan olahraga berpengaruh baik
terhadap tabiat dan kepribadian anak, antara lain : meningkatkan
kepercayaan terhadap diri sendiri, disiplin, will- power, keberanian dan
lain-lain.
- Kegiatan olahraga dapat mengembangkan kualitas fisik, seperti : kekuatan ,skill, kecepatan dan daya tahan.
- Kegiatan olahraga dapa memberi kepuasan
terhadap keinginan anak untuk bergerak dan bermain, menciptakan suasana
gembira, meningkatkan kemampuan dan kesegaran fisik serta membangkitkan
hasrat yang besar untuk tetap melakukan kegiatan olahraga
- Kegiatan olahraga dapat menciptakan
keseimbangan yang serasi antara jasmani dan rohani, hal ini memberikan
efek yang sangat baik terhadap pendidikan anak di sekolah.
- Kegiatan olahraga akan mendorong dan memupuk kerja sama dalam kelompok, bahkan juga dapat dan mau menghargai orang lain.
- Kegiatan olahraga dapat mendorong anak
untuk memamfaatkan waktu segang dengan kegiatan yang bermamfaat bagi
pengembangan fisik dengan latihan olahraga.
- Kegiatan olahraga dapat membantu
mengembangkan motor ability, sehingga pelatih akan lebih mudah
membimbing anak menjadi olahragawan yang baik dan berprestasi.
DAFTAR PUSTAKA
Bompa TO, 1989 ; Theory and Methodology of Training; Kendall / Hunt Publising Company, Iowa
Brooks GA, Fahey TD (1984); Exercise Physiology; Jhon Woley and sons Toronto, USA
Fox EL (1984) Sport Physiology; Tokyi; sounder college publishing Company
Fox EL, Bowers RW Foss ML (1988); The Physiological Basic of Phisikal Education and Atheletic; USA; W.B Saunder Company
Hairy J,1976; Fisiologi Olahraga Jilid I; Depdikbud, dirjen Dikti,
Jakarta McArdle, Katch F1, Katch VL (1986); Exercise Phisiology; USA;
Lea and Febiger
O’Shea JP, 1976; Scientific Pricipal and Methods of Strength Fitnes, Addison- Wisley Publising Company, Calofornia
Soekarman (1987) Dasar Olahraga untuk Pembina, Pelatih dan Atlet; Jakarta: KPT Inti Idayu Press
Strauss RH, 1979;Sports Medicine and Fisiology; WB saunders Company, Philadelphia
Teitz CC (1989); Sticientific Foundation of Sports Medicene; Toronto Philadelphia; BC Decker
Wilmore JH (1981); The Wilmore Fitnes Program; California; Simon and Schunter